💍 *SERI FIQIH MUNAKAHAT*
🌹 *Masa Iddah*
◇◆◇◆◇◆◇◆
✔ *Masa iddah wanita dicerai adalah tiga kali quru' (yang kuat tiga kali suci-Wallahu a'lam)*
Berdasarkan firman Allah Ta'ala:
وَٱلْمُطَلَّقَٰتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَٰثَةَ قُرُوٓءٍ ۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِىٓ أَرْحَامِهِنَّ إِن كُنَّ يُؤْمِنَّ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِى ذَٰلِكَ إِنْ أَرَادُوٓا۟ إِصْلَٰحًا ۚ وَلَهُنَّ مِثْلُ ٱلَّذِى عَلَيْهِنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿٢٢٨﴾
*"Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'.* Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah ,2:228)
✔ *Masa iddah wanita ditinggal wafat suaminya adalah 4 bulan 10 hari*
sesuai dengan firman Allah: “Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri, (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari.” (QS Al-Baqarah [2] : 234)
✔ *Masa idah wanita hamil adalah sampai melahirkan,*
Hal ini sesuai dengan Firman Allah:“Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.”
(QS Ath-Thalaq [65] : 4)
→ Larangan bagi wanita yang sedang dalam masa iddah?
*1.Larangan khitbah (melamar) dan menikah pada wanita cerai hidup.*
Dalilnya:”Dan janganlah kamu ber’azam (bertetap hati) untuk berakad nikah, sebelum habis iddahnya.” (QS Al-Baqarah [2] : 235). Ibnu Katsir menjelaskan bahwa para ulama telah sepakat bahwa akad nikah tidak sah jika dilakukan dalam masa iddah. (Tafsir Ibnu Katsir, I/509).
*2.Larangan khitbah secara terang-terangan (tashrih )namun boleh dengan sindiran (ta’ridh) untuk wanita yang cerai mati.*
Hal ini tertuang dalam:“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu [yang ditinggal mati suaminya dalam masa iddahnya] dengan sindiran.”
(QS Al-Baqarah [2] : 235)
*3.Dilarang keluar rumah saat waktu iddah belum habis.*
jika ada ayat larangan bagi wanita disaat iddah ini bukan tanpa sebab, hal ini karena untuk melindungi wanita yang tengah rapuh dari gangguan fitnah juga musibah atau sesuatu yang memberatkan ketika keluar rumah tanpa ada suami yang disampingnya.
→ Ayat ini sangat jelas tertuang dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat iddahnya dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang…”
(QS. At-Talak: 1)
→ *Mengenai hal ini ulama sudah sepakat untuk tidak diperkenankan wanita keluar rumah, pada masa iddah. Namun ulama Malikiyah dan Hanabillah berpendapat lain mereka boleh keluar rumah ketika benar-benar dalam keadaan darurat, uzur atau kepentingan, misalnya saat gempa bumi, musibah, ada rampok dan lain sebagainya.*
→ *Wanita pada siang hari tak boleh keluar rumah, boleh pada malam hari saat ada darurat, darurat ini termasuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jika tidak ada yang menafkahi mereka (wanita dan anak-anak), atau panggilan tugas (sebagai guru, sebagai pegawai atau dokter, perawat dan lain sebagainya).*
→ Namun hal ini sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu tentang biaya kehidupan mereka saat iddah, karena wanita tidak boleh keluar rumah, juga minta pengertian pada tempat kerja jika dalam Islam, masa iddah adalah penting untuk dipatuhi.
*4.Larangan bagi wanita dalam masa iddah untuk menggunakan wangi-wangian atau sesuatu yang berbau wangi dan segala jenisnya, baik di badan.*
Dalilnya sabda Nabi ﷺ,”Janganlah perempuan itu menyentuh wangi-wangian.” (wa laa tamassu thiiban). (HR Bukhari no 5342, Muslim no 938).
*Tidak boleh berhias di badan misalnya mewarnai rambut atau anggota tubuh dengan inai (khidhab), menggunakan celak dan lain sebagainya. Kecuali semua perawatan itu memang diperlukan untuk pengobatan.*
Dalilnya hadis Ummu Athiyah Radhyallahu Anha,”Kami tidak menggunakan celak, tidak menggunakan wewangian, tidak menggunakan baju yang dicelup…”
(HR Bukhari no 5341; Muslim no 938).
*Berhias dengan baju, maksudnya memakai baju yang bagus-bagus dan berwarna-warni dengan niatan berhias,* hal ini dikatakan oleh Imam Syafi’I dan madzabnya (menurut Imam Syaukani, nailul Authar, halaman 1378).
*5.Tidak boleh menggunakan perhiasan dan sejenisnya seperti kalung gelang juga cincin.*
Dalilnya hadis Ummu Salamah Radhyallahu Anha bahwa wanita yang berkabung dilarang menggunakan perhiasan (al hulli)
(HR Ahmad, 6/302; Abu Dawud no 2304, Nasa`i, 6/203).
Semoga hal ini bisa membantu para wanita dalam masa iddah untuk melewatinya dengan baik, dikuatkan dan tabahkan hatinya, dan semoga Allah memberikan kehidupan yang lebih baik setelahnya.
Referensi: dari berbagai sumber
🌐 Group BIS & BMS - Dakwah Untuk Umat 💐
══════ ❁✿❁ ══════
📢 *Published By*:
♻ Group WA Bimbingan Muslim Shalih (BIS) & Bimbingan Mar'ah Shalihah (BMS)
Admin:
📲 *082344096067 (Ikhwan)*
📲 *085642021053 (Akhwat)*
Ketik: daftar#nama#asal
📮Telegram
@moslemlearning
@alquranalhadits
•┈┈•••○○❁🌸❁○○•••┈┈•
📚 Kurikulum Bimbingan :
Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.
•┈┈•••○○❁🌸❁○○•••┈┈•