Belum tuntas proses pencarian korban dan penyelidikan penyebab kecelakaan kapal pesiar Costa Concordia di Italia, kecelakaan laut kembali terjadi. Kali ini di perairan Korea Selatan (Korsel).
Sebuah kapal kargo milik Korea Selatan (Korsel) meledak usai bongkar muat minyak di perairan dekat Pulau Jawol, sekitar 32 kilometer dari kota pelabuhan Incheon di pesisir barat Korsel, Minggu (15/1). Akibat ledakan itu, delapan orang yang terdiri atas lima warga Korsel dan tiga warga Myanmar masih hilang hingga saat ini. Pencarian korban masih terus dilakukan penjaga pantai dan Angkatan Laut Korsel.
Pemilik kapal menduga, kapal meledak akibat kebocoran bahan bakar dari tangki. “Kami yakin, ada yang salah selama proses pengeluaran bahan bakar yang tersisa dari tangki minyak,” terang dari Doora Shipping, perusahaan pemilik kapal, kepada kantor berita Yonhap, Jepang. “Kapal tersebut biasanya mengirimkan solar. Tetapi, sekarang (kemarin) memuat bensin. Saat ini kami tengah menyelidiki adakah kaitannya dengan ledakan tersebut,” tandasnya.
Ledakan itu menyebabkan kapal seberat 4.198 ton itu setengah tenggelam. Pihak Penjaga Pantai Korsel menepis kemungkinan insiden ini disebabkan aksi permusuhan Korut. “Ledakan ini terjadi jauh di sebelah Selatan perbatasan laut dengan Korea Utara. Kecil sekali kemungkinan ini disebabkan aksi Korut,” tutur juru bicara Penjaga Pantai Korsel.
Tampilkan postingan dengan label Costa Concordia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Costa Concordia. Tampilkan semua postingan
Senin, 16 Januari 2012
Pemilik Costa Concordia Salahkan Kapten Kapal
Kapten kapal Costa Concordia Francesco Schettino (kanan) ditangkap oleh petugas kepolisian di Grosseto, Italia, Sabtu (14/1). REUTERS/Enzo Russo/ANSA
Penyebab karamnya kapal pesiar mewah Costa Concordia di pesisir Italia mulai terkuak. CEO Costa Cruises, Pier Luigi Foschi, pemilik kapal Costa Concordia, kemarin menyebutkan bahwa kapten kapal membuat penyimpangan "tak diterima, tak diizinkan" kala berlayar.
Sebanyak enam orang tewas dan sekitar 15 lainnya masih hilang setelah Costa terjungkir menghajar batu karang pada Jumat tengah malam pekan lalu di lepas pantai Tuscan, Italia. Pencarian korban selamat dari kapal bermuatan 4.000 orang lebih itu untuk sementara kemarin ditunda setelah kapal terempas ke bebatuan dan area diliputi cuaca buruk.
Foschi menuturkan, sekitar 500 ribu galon minyak terdapat di 17 tangki terpisah. Sensor-sensor ditempatkan untuk melacak pergerakan gerakan kapal. Sejauh ini tak ada tumpahan dari kebocoran tangki.
Kapten Costa Concordia, Francesco Schettino, 52 tahun, Sabtu pekan lalu ditahan polisi Italia. "Perusahaan akan di samping kapten dan akan memberikan semua bantuan, tapi kita perlu mengetahui fakta-fakta dan kami tidak bisa membantah kesalahan manusia," ucap Foschi dalam konferensi pers di Geno kemarin. Foschi sempat menangis dan berkali-kali meminta maaf.
Menurut Foschi, rute kapal Costa sudah diprogram dan alarm langsung menyala bila mereka keluar jalur. "Rutenya sudah dimasukkan dengan benar," ujarnya. "Fakta mengungkapkan bahwa laju kapal meninggalkan jalur karena semata-mata manuver oleh komandan yang tidak disetujui, tidak sah, dan tidak diketahui Costa."
Foschi menjamin kapal telah secara reguler diperiksa dan sudah dicek menyeluruh pada November tahun lalu. "Kapal itu sangat aman. Ini adalah kejadian perkecualian, yang tidak terduga."
Sebelumnya, pihak Costa Cruises menyatakan bahwa Kapten Schettino berlayar terlalu dekat ke daratan. Namun beberapa penumpang menggambarkan sempat mendengar suara mengerikan begitu kapal menghantam bebatuan pada Jumat, pukul 21.30 waktu setempat.
Kapten kapal Costa, Schettino, yang bekerja selama 11 tahun di Costa Cruises, menyangkal setiap kesalahan, dengan menyatakan bahwa batu-batu karang yang dihantam kapalnya tidak ditandai di bagan baharinya.
"Kami harus memiliki kedalaman air di bawah kami," katanya kepada televisi Italia. "Kami berada di sekitar 300 meter dari bebatuan atau kurang. Kami seharusnya tidak menghantam apa pun." Dia juga membantah tuduhan para jaksa bahwa dia kabur dari Costa sebelum evakuasi selesai.
Banyak pertanyaan muncul mengapa kapal berlayar begitu dekat dengan karang-karang berbahaya dan bebatuan yang menjorok di lepas pantai timur Giglio. Hal ini bersamaan dengan kecurigaan bahwa kapten sengaja bermanuver untuk menghibur para turis di pulau itu. Banyak warga Giglio kemarin mengatakan mereka sebelumnya tak pernah melihat kapal Costa datang terlalu dekat ke area pulau karang "Le Scole" yang berbahaya.
Penyebab karamnya kapal pesiar mewah Costa Concordia di pesisir Italia mulai terkuak. CEO Costa Cruises, Pier Luigi Foschi, pemilik kapal Costa Concordia, kemarin menyebutkan bahwa kapten kapal membuat penyimpangan "tak diterima, tak diizinkan" kala berlayar.
Sebanyak enam orang tewas dan sekitar 15 lainnya masih hilang setelah Costa terjungkir menghajar batu karang pada Jumat tengah malam pekan lalu di lepas pantai Tuscan, Italia. Pencarian korban selamat dari kapal bermuatan 4.000 orang lebih itu untuk sementara kemarin ditunda setelah kapal terempas ke bebatuan dan area diliputi cuaca buruk.
Foschi menuturkan, sekitar 500 ribu galon minyak terdapat di 17 tangki terpisah. Sensor-sensor ditempatkan untuk melacak pergerakan gerakan kapal. Sejauh ini tak ada tumpahan dari kebocoran tangki.
Kapten Costa Concordia, Francesco Schettino, 52 tahun, Sabtu pekan lalu ditahan polisi Italia. "Perusahaan akan di samping kapten dan akan memberikan semua bantuan, tapi kita perlu mengetahui fakta-fakta dan kami tidak bisa membantah kesalahan manusia," ucap Foschi dalam konferensi pers di Geno kemarin. Foschi sempat menangis dan berkali-kali meminta maaf.
Menurut Foschi, rute kapal Costa sudah diprogram dan alarm langsung menyala bila mereka keluar jalur. "Rutenya sudah dimasukkan dengan benar," ujarnya. "Fakta mengungkapkan bahwa laju kapal meninggalkan jalur karena semata-mata manuver oleh komandan yang tidak disetujui, tidak sah, dan tidak diketahui Costa."
Foschi menjamin kapal telah secara reguler diperiksa dan sudah dicek menyeluruh pada November tahun lalu. "Kapal itu sangat aman. Ini adalah kejadian perkecualian, yang tidak terduga."
Sebelumnya, pihak Costa Cruises menyatakan bahwa Kapten Schettino berlayar terlalu dekat ke daratan. Namun beberapa penumpang menggambarkan sempat mendengar suara mengerikan begitu kapal menghantam bebatuan pada Jumat, pukul 21.30 waktu setempat.
Kapten kapal Costa, Schettino, yang bekerja selama 11 tahun di Costa Cruises, menyangkal setiap kesalahan, dengan menyatakan bahwa batu-batu karang yang dihantam kapalnya tidak ditandai di bagan baharinya.
"Kami harus memiliki kedalaman air di bawah kami," katanya kepada televisi Italia. "Kami berada di sekitar 300 meter dari bebatuan atau kurang. Kami seharusnya tidak menghantam apa pun." Dia juga membantah tuduhan para jaksa bahwa dia kabur dari Costa sebelum evakuasi selesai.
Banyak pertanyaan muncul mengapa kapal berlayar begitu dekat dengan karang-karang berbahaya dan bebatuan yang menjorok di lepas pantai timur Giglio. Hal ini bersamaan dengan kecurigaan bahwa kapten sengaja bermanuver untuk menghibur para turis di pulau itu. Banyak warga Giglio kemarin mengatakan mereka sebelumnya tak pernah melihat kapal Costa datang terlalu dekat ke area pulau karang "Le Scole" yang berbahaya.
Kapten Kapal Kabur , Wanita dan Anak-anak Dilupakan
Korban selamat tenggelamnya kapal pesiar Costa Concordia geram jika mengingat proses evakuasi penumpang. Tak ada kebijakan memprioritaskan penyelamatan kaum wanita, anak-anak, ataupun ibu hamil. Bahkan awak dan kapten kapal meninggalkan penumpang lebih dulu.
Dalam saat-saat yang menakutkan setelah kapal raksasa mulai miring, pecahlah perkelahian untuk memperebutkan masuk ke sekoci. Kaum pria menolak untuk memprioritaskan wanita, ibu hamil, dan anak-anak. Mereka condong memaksakan diri mereka agar lebih dulu diselamatkan. Sementara awak kapal mengabaikan penumpang mereka dan meninggalkan 'koki dan pelayan' untuk membantu penyelamatan.
Dalam rekaman ponsel yang menyayat hati, terdengar teriakan anak-anak memanggil 'Ayah' dan 'Ibu' dalam perkelahian.
Seorang nenek Sandra Rogers (62) saat menunggu penerbangan pulang dari Roma, mengatakan kepada Daily Mail, "tidak ada kebijakan wanita dan anak-anak diutamakan. Di sana hanya ada pria-pria besar, kru kapal, yang memaksa dengan segala cara untuk masuk ke sekoci," katanya, Ahad (15/1).
Janda pensiunan itu itu berlayar dengan putrinya Karen,39, dan cucunya yang kembar berusia tujuh tahun, Emma dan Chloe. "Saya ingin semua orang tahu seberapa buruk prilaku beberapa orang. Itu adalah mimpi buruk. Saya kehilangan putri saya dan cucu saya dalam kekacauan".
"Aku berdiri di sekoci dengan laki-laki, pria besar, yang menabrak saya dan mendorong gadis-gadis. Itu mengerikan. Kurang terorganisasi. Tidak ada seorang pun yang memberitahu kemana orang-orang harus pergi".
"Dan ketika kami akhirnya masuk ke sebuah sekoci, pria dewasa, mencoba untuk melompat. Saya pikir, jika mereka sampai di sini kita akan terbalik".
Giuseppe D'Avino, seorang koki pastry dari Modena, juga menjelaskan adegan kekacauan. "Ada banyak kepanikan, jeritan, anak-anak menangis, "katanya. "Beberapa penumpang berebutan ketika mereka mencoba untuk masuk ke sekoci. "
Pengalaman serupa dirasakan pensiunan akuntan kapal Brian Page, 63, yang telah membayar 860 Poundsterling untuk pesiar selama tujuh hari. Dia sedang menikmati makan malam ketika bencana melanda. "Segera semuanya berceceran, gelas, piring dan peralatan makan," katanya. "Aku harus pegangan meja untuk menghentikannya meluncur. Seluruh kapal bergoyang-goyang keras dari sisi ke sisi.
"Orang-orang berteriak. Perempuan dan anak-anak tidak mendapatkan prioritas," tambahnya. "Saya telah kehilangan segalanya, termasuk paspor saya. Saya hanya memiliki pakaian yang saya kenakan".
Penumpang lain mengatakan, mereka telah melihat kru dan kapten meninggalkan kapal, bukan tetap tinggal untuk membantu penumpang.
Wanita Prancis, Isabelle Mougin, 38, yang sedang hamil lima bulan, menangis saat ia menggambarkan pertempuran yang mendebarkan saat dia turun dari kapal tenggelam dengan suaminya. Mougin yang diwawancarai di rumah sakit menjelaskan, kapten menolak membiarkan mereka meninggalkan kapal, meskipun dia memohon agar mendapat prioritas karena kehamilannya.
"Kami terjebak. Dia (kapten) mengatakan kepada kita, kita tidak bisa turun. Saya pikir bayi saya akan mati. Saya pikir kami semua akan mati. Sang kapten hanya pergi, dia hanya meninggalkan perahu, meninggalkan kami di sana, aku tidak bisa percaya," ujarnya.
"Ada masalah besar saat proses evakuasi, tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi atau apa yang harus dilakukan. Banyak kru dan manajemen kapal berhasil lolos sebelum penumpang. Kami hanya harus melihat mereka diselamatkan dengan membiarkan kondisi apa yang akan terjadi pada kita. Saya sangat takut," katanya.
Lain halnya dengan wanita Prancis, Beatrice Micheaud, 58, dari La Rochelle. Ia diperintahkan untuk menyelamatkan diri dengan melompat ke dalam air meskipun hanya mengenakan gaun tipis.
Dia dan suaminya (61) berada di dalam air selama lebih dari satu jam. "Itu dingin, sangat dingin. Saya hanya mengenakan gaun malam. Kami berpegangan pada tepi liferaft dan terus mengangkat kepala dan berteriak untuk minta diselamatkan, tapi orang-orang di rakit tidak mendengar kami atau tidak mau mendengar kita. Kami kelelahan. "
Dia akhirnya diselamatkan oleh perahu tapi suaminya dikhawatirkan tenggelam setelah menderita serangan jantung yang disebabkan oleh syok dari air dingin.
Dalam saat-saat yang menakutkan setelah kapal raksasa mulai miring, pecahlah perkelahian untuk memperebutkan masuk ke sekoci. Kaum pria menolak untuk memprioritaskan wanita, ibu hamil, dan anak-anak. Mereka condong memaksakan diri mereka agar lebih dulu diselamatkan. Sementara awak kapal mengabaikan penumpang mereka dan meninggalkan 'koki dan pelayan' untuk membantu penyelamatan.
Dalam rekaman ponsel yang menyayat hati, terdengar teriakan anak-anak memanggil 'Ayah' dan 'Ibu' dalam perkelahian.
Seorang nenek Sandra Rogers (62) saat menunggu penerbangan pulang dari Roma, mengatakan kepada Daily Mail, "tidak ada kebijakan wanita dan anak-anak diutamakan. Di sana hanya ada pria-pria besar, kru kapal, yang memaksa dengan segala cara untuk masuk ke sekoci," katanya, Ahad (15/1).
Janda pensiunan itu itu berlayar dengan putrinya Karen,39, dan cucunya yang kembar berusia tujuh tahun, Emma dan Chloe. "Saya ingin semua orang tahu seberapa buruk prilaku beberapa orang. Itu adalah mimpi buruk. Saya kehilangan putri saya dan cucu saya dalam kekacauan".
"Aku berdiri di sekoci dengan laki-laki, pria besar, yang menabrak saya dan mendorong gadis-gadis. Itu mengerikan. Kurang terorganisasi. Tidak ada seorang pun yang memberitahu kemana orang-orang harus pergi".
"Dan ketika kami akhirnya masuk ke sebuah sekoci, pria dewasa, mencoba untuk melompat. Saya pikir, jika mereka sampai di sini kita akan terbalik".
Giuseppe D'Avino, seorang koki pastry dari Modena, juga menjelaskan adegan kekacauan. "Ada banyak kepanikan, jeritan, anak-anak menangis, "katanya. "Beberapa penumpang berebutan ketika mereka mencoba untuk masuk ke sekoci. "
Pengalaman serupa dirasakan pensiunan akuntan kapal Brian Page, 63, yang telah membayar 860 Poundsterling untuk pesiar selama tujuh hari. Dia sedang menikmati makan malam ketika bencana melanda. "Segera semuanya berceceran, gelas, piring dan peralatan makan," katanya. "Aku harus pegangan meja untuk menghentikannya meluncur. Seluruh kapal bergoyang-goyang keras dari sisi ke sisi.
"Orang-orang berteriak. Perempuan dan anak-anak tidak mendapatkan prioritas," tambahnya. "Saya telah kehilangan segalanya, termasuk paspor saya. Saya hanya memiliki pakaian yang saya kenakan".
Penumpang lain mengatakan, mereka telah melihat kru dan kapten meninggalkan kapal, bukan tetap tinggal untuk membantu penumpang.
Wanita Prancis, Isabelle Mougin, 38, yang sedang hamil lima bulan, menangis saat ia menggambarkan pertempuran yang mendebarkan saat dia turun dari kapal tenggelam dengan suaminya. Mougin yang diwawancarai di rumah sakit menjelaskan, kapten menolak membiarkan mereka meninggalkan kapal, meskipun dia memohon agar mendapat prioritas karena kehamilannya.
"Kami terjebak. Dia (kapten) mengatakan kepada kita, kita tidak bisa turun. Saya pikir bayi saya akan mati. Saya pikir kami semua akan mati. Sang kapten hanya pergi, dia hanya meninggalkan perahu, meninggalkan kami di sana, aku tidak bisa percaya," ujarnya.
"Ada masalah besar saat proses evakuasi, tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi atau apa yang harus dilakukan. Banyak kru dan manajemen kapal berhasil lolos sebelum penumpang. Kami hanya harus melihat mereka diselamatkan dengan membiarkan kondisi apa yang akan terjadi pada kita. Saya sangat takut," katanya.
Lain halnya dengan wanita Prancis, Beatrice Micheaud, 58, dari La Rochelle. Ia diperintahkan untuk menyelamatkan diri dengan melompat ke dalam air meskipun hanya mengenakan gaun tipis.
Dia dan suaminya (61) berada di dalam air selama lebih dari satu jam. "Itu dingin, sangat dingin. Saya hanya mengenakan gaun malam. Kami berpegangan pada tepi liferaft dan terus mengangkat kepala dan berteriak untuk minta diselamatkan, tapi orang-orang di rakit tidak mendengar kami atau tidak mau mendengar kita. Kami kelelahan. "
Dia akhirnya diselamatkan oleh perahu tapi suaminya dikhawatirkan tenggelam setelah menderita serangan jantung yang disebabkan oleh syok dari air dingin.
Saham Eropa naik abaikan penurunan peringkat oleh
Pasar-pasar saham terkemuka Eropa mengabaikan gelombang penurunan peringkat, termasuk status triple-A Prancis, sementara euro tetap tidak berubah pada Senin waktu setempat.
Kerugian besar dibukukan di London, oleh saham operator kapal pesiar Karnaval yang berbasis di AS, pemilik dari sebuah kapal mewah yang kandas Jumat malam di pantai Italia dengan setidaknya menewaskan enam orang, lapor AFP.
Namun, indeks acuan FTSE 100 dari saham-saham terkemuka di London, ditutup meningkat moderat 0,37 persen menjadi 5.657,44 poin, sementara di Paris indeks CAC 40 bertambah 0,89 persen menjadi 3.225 poin setelah penjualan obligasi jangka pendek positif.
Di Frankfurt, indeks DAX 30 naik 1,25 persen menjadi 6.220,01 poin karena investor menyambut berita bahwa lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor`s telah mempertahankan peringkat kredit Jerman di tingkat teratas AAA.
Milan naik sebesar 1,4 persen dan Madrid tidak berubah.
Di New York, pasar keuangan ditutup untuk memperingati hari Martin Luther King Jr.
Pada Jumat, S&P memangkas peringkat tertinggi Prancis dan Austria AAA satu tingkat menjadi AA+ dengan outlook negatif, menggarisbawahi ketidakmampuan para pemimpin Eropa untuk datang dengan rencana yang solid untuk mengatasi krisis utang zona euro yang telah berlangsung dua tahun.
S&P juga menurunkan peringkat Italia dan Spanyol yang berada di bawah tekanan, dimana suku bunga obligasi mereka telah mencapai tingkat tinggi yang berbahaya.
Secara keseluruhan sembilan negara telah dipangkas peringkatnya, sementara tujuh negara telah dipertegas, termasuk lokomotif Eropa, Jerman, yang dipertahankan tidak tersentuh penurunan peringkat dengan prospek stabil. Yunani dikecualikan.
Finlandia, Luksemburg dan Belanda juga mempertahankan peringkat AAA-nya.
Namun, keputusan S&P itu tidak mengherankan, karena lembaga yang berbasis di AS itu telah memperingatkan pada Desember bahwa pihaknya sedang mengkaji kemungkinan penurunan peringkat zona euro, kata pedagang Anita Paluch dari Gekko Global Markets.
"Jerman tetap pemain terkuat di Eropa (dan) keputusan yang paling terakhir oleh S&P memperkuat pandangan itu," kata Paluch.
"Jelas investor mencari semacam tempat berlindung yang aman (safe haven) dan karena negara-negara lainnya gagal meyakinkan, yang berdiri terakhir dan paling dapat diandalkan adalah lokomotif Eropa, yang melihat imbal hasil obligasinya jatuh secara signifikan."
Di London, semua mata tertuju pada Karnaval, yang harga sahamnya merosot 16,46 persen menjadi 1.878 pence setelah perusahaan memperkirakan biaya awal dari bencana Costa Concordia sekitar 85-95 juta dolar AS.
"Perusahaan memperkirkan tragedi di Italia itu akan menelan biaya 95 juta dolar AS, namun perkiraan lain menunjukkan hal itu bisa memukul laba untuk tahun ini sebanyak 200 juta dolar AS," kata penyiasat IG Index, David Jones.
Di perdagangan valuta asing, euro tidak berubah pada 1,2677 dolar.
Euro telah merosot di satu titik pada Jumat di New York ke 1,2624 dolar -- tingkat terakhir terlihat pada Agustus 2010 -- setelah S&P menurunkan peringkat.
"Euro mengurangi penurunan tajam dari Jumat karena pengambil kebijakan Eropa berbicara menentang penurunan peringkat kredit," kata analis mata uang DailyFX, David Song.
Sementara itu, dolar turun tipis ke 76,72 yen di London dari 76,96 yen di New York pada Jumat.
Penurunan peringkat S&P berarti bahwa Prancis sekarang mungkin harus membayar lebih untuk meminjam di pasar uang, yang bisa menaikkan biaya pinjaman untuk bisnis dan rumah tangga dan meredam pertumbuhan ekonomi yang sudah goyah.
Namun ada beberapa kabar baik untuk Paris menjelang penjualan obligasi besar pada Kamis ketika saingan S&P, Moody menegaskan peringkat triple-A Prancis.
Moody`s memperingatkan bahwa pihaknya tetap masih meninjau prospek "stabil" untuk negara yang sarat utang itu.
Sementara itu, Prancis berhasil menjual 8,59 miliar euro (10,88 miliar dolar AS) dalam penerbitan obligasi jangka pendek pada Senin, membayar tingkat bunga yang lebih rendah dari lelang serupa sebelumnya.
"Hasil lelang hari ini menunjukkan bahwa pasar nyaman dengan memegang utang jangka pendek Prancis," kata Kathleen Brooks di situs perdagangan Forex.com. (A026) Editor: B Kunto Wibisono
Kerugian besar dibukukan di London, oleh saham operator kapal pesiar Karnaval yang berbasis di AS, pemilik dari sebuah kapal mewah yang kandas Jumat malam di pantai Italia dengan setidaknya menewaskan enam orang, lapor AFP.
Namun, indeks acuan FTSE 100 dari saham-saham terkemuka di London, ditutup meningkat moderat 0,37 persen menjadi 5.657,44 poin, sementara di Paris indeks CAC 40 bertambah 0,89 persen menjadi 3.225 poin setelah penjualan obligasi jangka pendek positif.
Di Frankfurt, indeks DAX 30 naik 1,25 persen menjadi 6.220,01 poin karena investor menyambut berita bahwa lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor`s telah mempertahankan peringkat kredit Jerman di tingkat teratas AAA.
Milan naik sebesar 1,4 persen dan Madrid tidak berubah.
Di New York, pasar keuangan ditutup untuk memperingati hari Martin Luther King Jr.
Pada Jumat, S&P memangkas peringkat tertinggi Prancis dan Austria AAA satu tingkat menjadi AA+ dengan outlook negatif, menggarisbawahi ketidakmampuan para pemimpin Eropa untuk datang dengan rencana yang solid untuk mengatasi krisis utang zona euro yang telah berlangsung dua tahun.
S&P juga menurunkan peringkat Italia dan Spanyol yang berada di bawah tekanan, dimana suku bunga obligasi mereka telah mencapai tingkat tinggi yang berbahaya.
Secara keseluruhan sembilan negara telah dipangkas peringkatnya, sementara tujuh negara telah dipertegas, termasuk lokomotif Eropa, Jerman, yang dipertahankan tidak tersentuh penurunan peringkat dengan prospek stabil. Yunani dikecualikan.
Finlandia, Luksemburg dan Belanda juga mempertahankan peringkat AAA-nya.
Namun, keputusan S&P itu tidak mengherankan, karena lembaga yang berbasis di AS itu telah memperingatkan pada Desember bahwa pihaknya sedang mengkaji kemungkinan penurunan peringkat zona euro, kata pedagang Anita Paluch dari Gekko Global Markets.
"Jerman tetap pemain terkuat di Eropa (dan) keputusan yang paling terakhir oleh S&P memperkuat pandangan itu," kata Paluch.
"Jelas investor mencari semacam tempat berlindung yang aman (safe haven) dan karena negara-negara lainnya gagal meyakinkan, yang berdiri terakhir dan paling dapat diandalkan adalah lokomotif Eropa, yang melihat imbal hasil obligasinya jatuh secara signifikan."
Di London, semua mata tertuju pada Karnaval, yang harga sahamnya merosot 16,46 persen menjadi 1.878 pence setelah perusahaan memperkirakan biaya awal dari bencana Costa Concordia sekitar 85-95 juta dolar AS.
"Perusahaan memperkirkan tragedi di Italia itu akan menelan biaya 95 juta dolar AS, namun perkiraan lain menunjukkan hal itu bisa memukul laba untuk tahun ini sebanyak 200 juta dolar AS," kata penyiasat IG Index, David Jones.
Di perdagangan valuta asing, euro tidak berubah pada 1,2677 dolar.
Euro telah merosot di satu titik pada Jumat di New York ke 1,2624 dolar -- tingkat terakhir terlihat pada Agustus 2010 -- setelah S&P menurunkan peringkat.
"Euro mengurangi penurunan tajam dari Jumat karena pengambil kebijakan Eropa berbicara menentang penurunan peringkat kredit," kata analis mata uang DailyFX, David Song.
Sementara itu, dolar turun tipis ke 76,72 yen di London dari 76,96 yen di New York pada Jumat.
Penurunan peringkat S&P berarti bahwa Prancis sekarang mungkin harus membayar lebih untuk meminjam di pasar uang, yang bisa menaikkan biaya pinjaman untuk bisnis dan rumah tangga dan meredam pertumbuhan ekonomi yang sudah goyah.
Namun ada beberapa kabar baik untuk Paris menjelang penjualan obligasi besar pada Kamis ketika saingan S&P, Moody menegaskan peringkat triple-A Prancis.
Moody`s memperingatkan bahwa pihaknya tetap masih meninjau prospek "stabil" untuk negara yang sarat utang itu.
Sementara itu, Prancis berhasil menjual 8,59 miliar euro (10,88 miliar dolar AS) dalam penerbitan obligasi jangka pendek pada Senin, membayar tingkat bunga yang lebih rendah dari lelang serupa sebelumnya.
"Hasil lelang hari ini menunjukkan bahwa pasar nyaman dengan memegang utang jangka pendek Prancis," kata Kathleen Brooks di situs perdagangan Forex.com. (A026) Editor: B Kunto Wibisono
296 Warga Filipina Berhasil Diselamatkan
Departemen Luar Negeri (DFA) Filipina mengatakan bahwa 296 warganya telah diselamatkan dari kapal pesiar Italia Costa Concordia yang karam dekat Pulau Giglio Italia di lepas pantai Tuscany pada Jumat (13/1) malam.
Laporan-laporan mengatakan, tiga orang tewas sementara puluhan lainnya hilang dalam kecelakaan itu.
Deplu mengatakan pada Minggu (15/10), bahwa semua 296 warga Filipina diselamatkan dalam keadaan aman dan telah dihitung, sementara tim tanggap darurat terus mencari warga Filipina lainnya di daerah lain di Pulau Giglio, dari kapal 114.500 ton yang tenggelam itu.
"Mereka masih menghitung awak kapal Filipina di atas kapal pesiar itu. Sejauh ini, mereka telah menghitung 296 pelaut Filipina. Mereka masih memeriksa di daerah lain seperti di gereja-gereja, hotel-hotel dan sekolah-sekolah di mana penumpang dan anggota awak dipindahkan," kata juru bicara deplu Raul Hernandez dalam satu wawancara.
"Pada umumnya, warga Filipina aman, tapi ada laporan awak Filipina yang terluka, satu di antaranya lengannya patah dan lainnya dengan hipotermia," katanya.
Kedutaan Filipina di Roma mengirim tim tujuh petugas tanggap darurat untuk merespon kebutuhan dan kesejahteraan warga Filipina yang tertimpa kecelakaan itu, yang penyebabnya belum diketahui.
Laporan-laporan mengatakan Costa Concordia menghantam gundukan pasir dekat Pulau Giglio dan terguling di perairan dangkal, menyebabkan kepanikan di antara lebih dari 4.000 orang yang ada di dalam kapal. "Ini adalah operasi yang sangat kompleks karena beberapa penumpang mungkin telah melompat ke laut dan belum dijemput oleh penyelamat, sementara yang lain mungkin telah ditampung di rumah-rumah pribadi, karena itu belum bisa diidentifikasi," kata laporan, mengutip Giuseppe Linardi, kepala polisi di kota terdekat Grosseto.
Para penjaga pantai Italia menyelamatkan penumpang dan anggota awak serta membawa mereka ke pulau terdekat dengan sekoci darurat. Hernandez mengatakan, para anggota awak Filipina berada di antara mereka yang diselamatkan.
Dia meyakinkan bahwa tim tanggap darurat di lokasi itu untuk mengevaluasi situasi di lapangan dan untuk memberikan bantuan apapun yang diperlukan kepada warga Filipina di sana.
Laporan-laporan mengatakan, tiga orang tewas sementara puluhan lainnya hilang dalam kecelakaan itu.
Deplu mengatakan pada Minggu (15/10), bahwa semua 296 warga Filipina diselamatkan dalam keadaan aman dan telah dihitung, sementara tim tanggap darurat terus mencari warga Filipina lainnya di daerah lain di Pulau Giglio, dari kapal 114.500 ton yang tenggelam itu.
"Mereka masih menghitung awak kapal Filipina di atas kapal pesiar itu. Sejauh ini, mereka telah menghitung 296 pelaut Filipina. Mereka masih memeriksa di daerah lain seperti di gereja-gereja, hotel-hotel dan sekolah-sekolah di mana penumpang dan anggota awak dipindahkan," kata juru bicara deplu Raul Hernandez dalam satu wawancara.
"Pada umumnya, warga Filipina aman, tapi ada laporan awak Filipina yang terluka, satu di antaranya lengannya patah dan lainnya dengan hipotermia," katanya.
Kedutaan Filipina di Roma mengirim tim tujuh petugas tanggap darurat untuk merespon kebutuhan dan kesejahteraan warga Filipina yang tertimpa kecelakaan itu, yang penyebabnya belum diketahui.
Laporan-laporan mengatakan Costa Concordia menghantam gundukan pasir dekat Pulau Giglio dan terguling di perairan dangkal, menyebabkan kepanikan di antara lebih dari 4.000 orang yang ada di dalam kapal. "Ini adalah operasi yang sangat kompleks karena beberapa penumpang mungkin telah melompat ke laut dan belum dijemput oleh penyelamat, sementara yang lain mungkin telah ditampung di rumah-rumah pribadi, karena itu belum bisa diidentifikasi," kata laporan, mengutip Giuseppe Linardi, kepala polisi di kota terdekat Grosseto.
Para penjaga pantai Italia menyelamatkan penumpang dan anggota awak serta membawa mereka ke pulau terdekat dengan sekoci darurat. Hernandez mengatakan, para anggota awak Filipina berada di antara mereka yang diselamatkan.
Dia meyakinkan bahwa tim tanggap darurat di lokasi itu untuk mengevaluasi situasi di lapangan dan untuk memberikan bantuan apapun yang diperlukan kepada warga Filipina di sana.
53 Warga Bali Selamat dalam Musibah Kapal Costa Concordia
Di antara ribuan penumpang dan kru kapal pesiar mewah Costa Concordia yang karam di lepas pantai Tuscan, Italia, pada Sabtu lalu 14 Januari, terdapat 53 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bali.
Dari penelusuran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali, 53 warga Bali itu berasal dari sejumlah agen pengerah tenaga kerja untuk dipekerjakan di kapal mewah tersebut.
"Mereka semua selamat hanya dan dua orang saja yang mengalami luka karena terpeleset," ujar Kadisnakertrans Bali I Wayan Wirata dihubungi okezone, Senin (16/1/2012).
Dari kontak yang dilakukannya ke Konsulat Jenderal RI di Italia, disebutkan jika kedua ABK asal Bali itu sudah pulang dari rumah sakit karena kondisinya sudah membaik setelah sebelumnya cidera.
Kini mereka semua kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk istirahat pascamusibah kapal pesiar yang mengangkut lebih dari 4.000 orang penumpang termasuk 1.000 ABK.
Meski mengalamai peristiwa layaknya tragedi Titanic 1912, namun mereka menyatakan tetap ingin bekerja. Terlebih mereka semua telah diasuransikan dan mendapat fasilitas cukup layak.
"Mereka terikat kontrak kerja selama tiga tahun, sehingga saat ini tidak memungkinkan untuk pulang," imbuh Wirata usai menggali info dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) Bali.
Para TKI ini, diberangkatkan oleh tiga perusahaan pengerah tenaga kerja masing-masing PT Meranti Magsay-say sebanyak 44 orang, PT Cemerlang Tunggal Inti Karya sebanyak 4 orang dan 5 orang dari PT Bali Guna Inti Nusa.
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika telah memerintahkan Disnakrestrans untuk terus memantau dan menelusuri keberadaan warga Bali yang bekerja di kapal dengan panjang 259,08 meter dan diproduksi tahun 2004-2005.
Dari penelusuran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali, 53 warga Bali itu berasal dari sejumlah agen pengerah tenaga kerja untuk dipekerjakan di kapal mewah tersebut.
"Mereka semua selamat hanya dan dua orang saja yang mengalami luka karena terpeleset," ujar Kadisnakertrans Bali I Wayan Wirata dihubungi okezone, Senin (16/1/2012).
Dari kontak yang dilakukannya ke Konsulat Jenderal RI di Italia, disebutkan jika kedua ABK asal Bali itu sudah pulang dari rumah sakit karena kondisinya sudah membaik setelah sebelumnya cidera.
Kini mereka semua kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk istirahat pascamusibah kapal pesiar yang mengangkut lebih dari 4.000 orang penumpang termasuk 1.000 ABK.
Meski mengalamai peristiwa layaknya tragedi Titanic 1912, namun mereka menyatakan tetap ingin bekerja. Terlebih mereka semua telah diasuransikan dan mendapat fasilitas cukup layak.
"Mereka terikat kontrak kerja selama tiga tahun, sehingga saat ini tidak memungkinkan untuk pulang," imbuh Wirata usai menggali info dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) Bali.
Para TKI ini, diberangkatkan oleh tiga perusahaan pengerah tenaga kerja masing-masing PT Meranti Magsay-say sebanyak 44 orang, PT Cemerlang Tunggal Inti Karya sebanyak 4 orang dan 5 orang dari PT Bali Guna Inti Nusa.
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika telah memerintahkan Disnakrestrans untuk terus memantau dan menelusuri keberadaan warga Bali yang bekerja di kapal dengan panjang 259,08 meter dan diproduksi tahun 2004-2005.
Kapal Pesiar itu Tenggelam Bak Titanic, 3 Tewas
Kapal Costa Concordia tenggelam. Sebuah kapal pesiar yang membawa 4.000 penumpang menabrak sebuah batu karang dan akhirnya tenggelam di dekat Pulau Giglio, Jumat malam waktu setempat, 13 Januari 2012. Insiden yang mengingatkan pada kandasnya kapal Titanic tersebut menewaskan tiga orang dan membuat kapten kapal ditahan.
Tiga jenazah dievakuasi dari laut setelah kapal pesiar Costa Concordia karam dekat Pantai Tuscany, Italia. Akibat menabrak batu karang, lambung kapal pesiar Costa Concorida bolong. Ribuan penumpang panik saat berupaya menyelamatkan diri mereka. Menurut media massa, sebanyak 40 orang masih belum ditemukan.
Para pengamat mempertanyakan bagaimana kapten kapal Francesco Schettino bisa membiarkan kapal tersebut menabrak batu karang. Padahal Schettino sudah sebelas tahun bekerja untuk pemilik Costa Concordia.
Kepala Kejaksaan Kota Grosseto, Francesco Verusio, mengatakan kepada kantor berita ANSA bahwa kemungkinan kapten kapal lalai sehingga mendekati Giglio.
“Kapal itu menghantam karang yang tersangkut di sisi kiri sehingga kapal itu miring sehingga banyak air masuk dalam waktu dua sampai tiga menit,” kata Verusio. Menurut Verusio, saat insiden, Schettino sedang memimpin dan dia pula yang mengarahkan rute tersebut.
Pengacara Schettino, Bruno Leporatti, mengatakan kliennya memahami alasan kenapa dia ditahan. Tetapi, menurut Leporatti, Schettino menunjukkan keahliannya sebagai kapten kapal saat evakuasi para penumpang. Karena itu, ratusan penumpang berutang nyawa pada Schettino.
ANSA mewartakan pernyataan adik Schettino, Giulia. Menurut Giulia, Schettino sempat menelepon ibu mereka, Rosa, 80 tahun, sekitar pukul 05.00. Saat itu, Schettino berkata, “Mama, sekarang tengah terjadi tragedi. Tetapi Mama harus tenang. Saya berupaya menyelamatkan penumpang. Namun, untuk sementara, saya belum bisa menelepon mama.”
Kapal mewah tersebut membawa 4.234 penumpang dan kru ketika menghantam karang di sebelah barat Italia. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Roma mengatakan 126 warga Amerika yang ada di kapal pesiar tersebut tidak mengalami luka serius.
Tiga jenazah dievakuasi dari laut setelah kapal pesiar Costa Concordia karam dekat Pantai Tuscany, Italia. Akibat menabrak batu karang, lambung kapal pesiar Costa Concorida bolong. Ribuan penumpang panik saat berupaya menyelamatkan diri mereka. Menurut media massa, sebanyak 40 orang masih belum ditemukan.
Para pengamat mempertanyakan bagaimana kapten kapal Francesco Schettino bisa membiarkan kapal tersebut menabrak batu karang. Padahal Schettino sudah sebelas tahun bekerja untuk pemilik Costa Concordia.
Kepala Kejaksaan Kota Grosseto, Francesco Verusio, mengatakan kepada kantor berita ANSA bahwa kemungkinan kapten kapal lalai sehingga mendekati Giglio.
“Kapal itu menghantam karang yang tersangkut di sisi kiri sehingga kapal itu miring sehingga banyak air masuk dalam waktu dua sampai tiga menit,” kata Verusio. Menurut Verusio, saat insiden, Schettino sedang memimpin dan dia pula yang mengarahkan rute tersebut.
Pengacara Schettino, Bruno Leporatti, mengatakan kliennya memahami alasan kenapa dia ditahan. Tetapi, menurut Leporatti, Schettino menunjukkan keahliannya sebagai kapten kapal saat evakuasi para penumpang. Karena itu, ratusan penumpang berutang nyawa pada Schettino.
ANSA mewartakan pernyataan adik Schettino, Giulia. Menurut Giulia, Schettino sempat menelepon ibu mereka, Rosa, 80 tahun, sekitar pukul 05.00. Saat itu, Schettino berkata, “Mama, sekarang tengah terjadi tragedi. Tetapi Mama harus tenang. Saya berupaya menyelamatkan penumpang. Namun, untuk sementara, saya belum bisa menelepon mama.”
Kapal mewah tersebut membawa 4.234 penumpang dan kru ketika menghantam karang di sebelah barat Italia. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Roma mengatakan 126 warga Amerika yang ada di kapal pesiar tersebut tidak mengalami luka serius.
Kru Costa Concordia, I Nyoman Patah Tulang Punggung
Seorang pekerja asal Indonesia di Kapal Costa Concorda harus mendapatkan perawaran intensif mengingat luka yang diterimanya cukup parah. Dia adalah I Nyoman Juniarta, yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit San Giovanni di Dio di Orbetello, Grosseto.
"Dia dirujuk ke Rumah Sakit Siena setelah memperoleh perawatan di Rumah Sakit San Giovanni di Dio di Orbetello, Grosseto akibat cidera patah tulang punggung dan patah kaki," demikian rilis yang dikeluarkan KBRI Roma, Senin (16/1/2012).
Sementara satu WNI lainnya, I Kadek Agus Wijaya saat ini masih berada di Rumah Sakit San Giovanni di Dio di Orbetello, Grosseto. Namun pihak rumah sakit telah menyatakan Kadek sehat dan saat ini masih menunggu surat-surat yang dikeluarkan pihak Rumah Sakit.
Sekitar 170 WNI bekerja sebagai kru di kapal mewah asal Italia ini selamat dari tragedi naas karena menabrak karang pantai Pulau Giglio, dekat Porto Santo Stefano, Toskana, Italia, pada 13 Januari 2012. Saat itu kapal membawa 4234 penumpang dan 1020 ABK.
"Dia dirujuk ke Rumah Sakit Siena setelah memperoleh perawatan di Rumah Sakit San Giovanni di Dio di Orbetello, Grosseto akibat cidera patah tulang punggung dan patah kaki," demikian rilis yang dikeluarkan KBRI Roma, Senin (16/1/2012).
Sementara satu WNI lainnya, I Kadek Agus Wijaya saat ini masih berada di Rumah Sakit San Giovanni di Dio di Orbetello, Grosseto. Namun pihak rumah sakit telah menyatakan Kadek sehat dan saat ini masih menunggu surat-surat yang dikeluarkan pihak Rumah Sakit.
Sekitar 170 WNI bekerja sebagai kru di kapal mewah asal Italia ini selamat dari tragedi naas karena menabrak karang pantai Pulau Giglio, dekat Porto Santo Stefano, Toskana, Italia, pada 13 Januari 2012. Saat itu kapal membawa 4234 penumpang dan 1020 ABK.
Langganan:
Postingan (Atom)
video microsoft office word How To Convert a Word documents to PDF NOW
microsoft office word 2007 how to Save as PDF format. microsoft office word How To Convert a Word documents to PDF Video's was published...

-
Webinar Forum Diskusi Manajemen Pendidikan Tinggi Indonesia Kepemimpinan Keilmuan dan Tantangannya Ruang Teater, Perpustakaan UGM Kamis, ......
-
Getting invited to write a guest post on someone else's website is an exciting privilege for an aspiring writer. With a guest post, you ...
-
Fungsi Menu dan Icon pada Microsoft Excel Menu dan Ikon Microsoft Excel 2007 - Menu dan Ikon Microsoft Excel 2007 ditampilkan dal...