SEJARAH SUKU DAYAK DAN KEBUDAYAANNYA
DAYAK berasal dari kata DAYA yang artinya hulu untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan Kalimantan umumnya dan Kalimantan Barat
Ada pelbagai pendapat tentang asal usul orang Dayak tetapi setakat ini belum ada yang betul betul memuaskan Namun pendapat yang diterima umum menyatakan bahawa orang Dayak ialah salah satu kelompok asli terbesar dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan Tjilik Riwut Gagasan tentang penduduk asli ini didasarkan pada teori migrasi penduduk ke Kalimantan? Bertolak dari pendapat itu adalah dipercayai bahawa nenek moyang orang Dayak berasal dari China Selatan sebagaimana yang dinyatakan oleh Mikhail Coomans 1987
Semua suku bangsa Daya termasuk pada kelompok yang bermigrasi secara besar besaran dari daratan Asia Suku bangsa Daya merupakan keturunan daripada imigran yang berasal dari wilayah yang kini disebut Yunnan di Cina Selatan Dari tempat itulah kelompok kecil mengembara melalui Indo China ke jazirah Malaysia yang menjadi loncatan untuk memasuki pulau-pulau di Indonesia selain itu mungkin ada kelompok yang memilih batu loncatan lain yakni melalui Hainan Taiwan dan Filipina Perpindahan itu tidak begitu sulit kerana pada zaman glazial zaman es permukaan laut sangat turun surut sehingga dengan perahu-perahu kecil sekalipun mereka dapat menyeberangi perairan yang memisahkan pulau pulau itu
Orang orang Dayak ialah penduduk pulau Kalimantan yang sejati dahulu mereka ini mendiami pulau Kalimantan baikpun pantai pantai baikpun sebelah ke darat? Akan tetapi tatkala orang Melayu dari Sumatera dan Tanah Semenanjung Melaka datang ke situ terdesaklah orang Dayak itu lalu mundur bertambah lama bertambah jauh ke sebelah darat pulau Kalimantan.
Teori tentang migrasi ini sekaligus boleh menjawab persoalan mengapa suku bangsa Dayak kini mempunyai begitu banyak sifat yang berbeza sama ada dalam bahasa maupun dalam ciri ciri budaya mereka
Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar Yaitu Kenyah Kayan Bahau Ot Danum Iban Murut Klemantan dan Punan Keenam rumpun ini terbagi lagi kepada lebih kurang 405 sub suku Meskipun terbagi kepada ratusan sub suku kelompok suku Dayak memiliki kesamaan ciri ciri budaya yang khas? Ciri ciri tersebut menjadi faktor penentu salah suatu sub suku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak Ciri ciri tersebut ialah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar mandau sumpit beliong atau kapak Dayak pandangan terhadap alam, mata pencarian sistem perladangan dan seni tari
kalimantan adalah salah satu dari 5 pulau besar yang ada di Indonesia Sebenarnya pulau ini tidak hanya merupakan daerah asal orang Dayak semata karena di sana ada orang Banjar Kalimantan Selatan dan orang Melayu Dan di kalangan orang Dayak sendiri satu dengan lainnya menumbuh kembangkan kebudayaan tersendiri Dengan perkataan lain kebudayaan yang ditumbuh kembangkan oleh Dayak Iban tidak sama persis dengan kebudayaan yang ditumbuh kembangkan Dayak Punan dan seterusnya Namun demikian satu dengan lainnya mengenal atau memiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau Dalam kehidupan sehari hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya Artinya kemanapun ia pergi mandau selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang kehormatan dan jatidiri Sebagai catatan dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu seperti perang pengayauan perlengkapan tarian adat dan perlengkapan upacara Mandau dipercayai memiliki tingkat tingkat kampuhan atau kesaktian Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual ritual tertentu tetapi juga dalam tradisi pengayauan pemenggalan kepala lawan Ketika itu sebelum abad ke 20 semakin banyak orang yang berhasil di kayau maka mandau yang digunakannya semakin sakti Biasanya sebagian rambutnya sebagian digunakan untuk menghias gagangnya Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di kayau maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti Namun saat ini fungsi mandau sudah berubah, yaitu sebagai benda seni dan budaya cinderamata barang koleksi serta senjata untuk berburu memangkas semak belukar dan bertani.
SPEFIKASI TENTANG SENJATA MANDAU
- BILAH MANDAU terbuat dari lempengan besi yang ditempa hingga berbentuk pipih-panjang seperti parang dan berujung runcing menyerupai paruh yang bagian atasnya berlekuk datar Salah satu sisi mata bilahnya diasah tajam sedangkan sisi lainnya dibiarkan sedikit tebal dan tumpul Ada beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat mandau yaitu besi montallat besi matikei dan besi baja yang diambil dari per mobil bilah gergaji mesin cakram kendaraan dan lain sebagainya Konon mandau yang paling baik mutunya adalah yang dibuat dari batu gunung yang dilebur khusus sehingga besinya sangat kuat dan tajam serta hiasannya diberi sentuhan emas perak atau tembaga Mandau jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang tertentu Pembuatan bilah mandau diawali dengan membuat bara api di dalam sebuah tungku untuk memuaikan besi Kayu yang digunakan untuk membuat bara api adalah kayu ulin Jenis kayu ini dipilih karena dapat menghasilkan panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kayu lainnya Setelah kayu menjadi bara maka besi yang akan dijadikan bilah mandau ditaruh diatasnya agar memuai Kemudian ditempa dengan menggunakan palu Penempaan dilakukan secara berulang-ulang hingga mendapatkan bentuk bilah mandau yang diinginkan Setelah bilah terbentuk tahap selanjutnya adalah membuat hiasan berupa lekukan dan gerigi pada mata mandau serta lubang lubang pada bilah mandau Konon pada zaman dahulu banyaknya lubang pada sebuah Mandau mewakili banyaknya korban yang pernah kena tebas mandau tersebut Cara membuat hiasan sama dengan cara membuat bilah mandau yaitu memuaikan dan menempanya dengan palu berulang-ulang hingga mendapatkan bentuk yang diinginkan Setelah itu barulah bilah mandau dihaluskan dengan menggunakan gerinda.
- GAGANG HULU MANDAUterbuat dari tanduk rusa yang diukir menyerupai kepala burung Seluruh permukaan gagangnya diukir dengan berbagai motif seperti kepala naga paruh burung pilin dan kait Pada ujung gagang ada pula yang diberi hiasan berupa bulu binatang atau rambut manusia Bentuk dan ukiran pada gagang mandau ini dapat membedakan tempat asal mandau dibuat suku serta status sosial pemiliknya
- SARUNG MANDAU atau kumpang biasanya terbuat dari lempengan kayu tipis Bagian atas dilapisi tulang berbentuk gelang Bagian tengah dan bawah dililit dengan anyaman rotan sebagai penguat apitan Sebagai hiasan biasanya ditempatkan bulu burung baliang burung tanyaku manik-manik dan terkadang juga diselipkan jimat Selain itu mandau juga dilengkapi dengan sebilah pisau kecil bersarung kulit yang diikat menempel pada sisi sarung dan tali pinggang dari anyaman rotan Nilai Budaya Pembuatan mandau jika dicermati secara seksama di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari hari bagi masyarakat pendukungnya Nilai nilai itu antara lain keindahan seni ketekunan ketelitian dan kesabaran Nilai keindahan tercermin dari bentuk-bentuk mandau yang dibuat sedemikian rupa sehingga memancarkan keindahan Sedangkan nilai ketekunan ketelitian dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan ketelitian dan kesabaran Tanpa nilai nilai tersebut tidak mungkin akan terwujud sebuah mandau yang indah dan sarat makna.
adalah suku asli Kalimantan yang hidup berkelompok yang tinggal di pedalaman di gunung dan sebagainya Kata Dayak itu sendiri sebenarnya diberikan oleh orang-orang Melayu yang datang ke Kalimantan Orang-orang Dayak sendiri sebenarnya keberatan memakai nama Dayak sebab lebih diartikan agak negatif Padahal semboyan orang Dayak adalah Menteng Ueh Mamut yang berarti seseorang yang memiliki kekuatan gagah berani serta tidak kenal menyerah atau pantang mundur
ASAL MULA
Pada tahun 1777 ~1878 saat itu benua Asia dan pulau Kalimantan yang merupakan bagian nusantara yang masih menyatu yang memungkinkan ras mongoloid dari asia mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan dengan melintasi pegunungan yang sekarang disebut pegunungan Muller Schwaner Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati Namun setelah orang-orang Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Malaka datang mereka makin lama makin mundur ke dalam
Belum lagi kedatangan orang-orang Bugis Makasar dan Jawa pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit Suku Dayak hidup terpencar pencar di seluruh wilayah Kalimantan dalam rentang waktu yang lama mereka harus menyebar menelusuri sungai sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan Suku ini terdiri atas beberapa suku yang masing masing memiliki sifat dan perilaku berbeda
Dalam lisan suku dayak sering menyebut NAN SARUNAI JAWA yakni sebuah kerajaan Dayak Nansarunai yang hancur oleh Majapahit yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309 1389 Fridolin Ukur 1971 Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak terdesak dan terpencar sebagian masuk daerah pedalaman Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasala dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu sekitar tahun 1608
Separuh suku dayak sudah memeluk agama islam dan tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak tapi menyebut dirinya sebagai orang Melayu atau orang Banjar Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai masuk ke pedalaman di Kalimantan Tengah bermukim di daerah daerah Kayu Tangi Amuntai Margasari Watang Amandit Labuan Lawas dan Watang Balangan Sebagain lagi terus terdesak masuk rimba Orang Dayak pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin salah seorang Sultan Kesultanan Banjar yang terkenal adalah Lambung Mangkurat sebenarnya adalah seorang Dayak Maanyan atau Ot Danum
Tidak hanya dari nusantara bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan Bangsa Tionghoa diperkirakan mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming tahun 1368 1643 Dari manuskrip berhuruf kanji disebutkan bahwa kota yang pertama di kunjungi adalah Banjarmasin Tetapi masih belum jelas apakah bangsa Tionghoa datang pada era Bajarmasin dibawah hegemoni Majapahit atau di era Islam
Kedatangan bangsa Tionghoa tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena langsung karena mereka hanya berdagang terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen belanga atau guci dan peralatan keramik
Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan Pada abad XV Raja Yung Lo mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan termasuk Nusantara di bawah pimpinan Chang Ho dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407 setelah sebelumnya singgah ke Jawa Kalimantan Malaka Manila dan Solok Pada tahun 1750 Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa dari Brunei yang sedang mencari emas Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya candu sutera barang pecah belah seperti piring cangkir mangkok dan guci Sarwoto kertodipoero 1963
Dibawah ini ada beberapa adat istiadat bagi suku dayak yang masih terpelihara hingga kini dan dunia supranatural Suku Dayak pada zaman dahulu maupun zaman sekarang yang masih kuat sampai sekarang Adat istiadat ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia karena pada awal mulanya Suku Dayak berasal dari pedalaman Kalimantan
UPACARA TIWAH
Upacara Tiwah merupakan acara adat suku Dayak Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung yang sudah di buat Sandung adalah tempat yang semacam rumah kecil yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia
Upacara Tiwah bagi Suku Dayak sangatlah sakral pada acara Tiwah ini sebelum tulang tulang orang yang sudah mati tersebut di antar dan diletakkan ke tempatnya sandung banyak sekali acara-acara ritual tarian suara gong maupun hiburan lain Sampai akhirnya tulang-tulang tersebut di letakkan di tempatnya Sandung
DUNIA MAGIC DAN SUPRANATURAL
Dunia Supranatural bagi Suku Dayak memang sudah sejak jaman dulu merupakan ciri khas kebudayaan Dayak Karena supranatural ini pula orang luar negeri sana menyebut Dayak sebagai pemakan manusia kanibal Namun pada kenyataannya Suku Dayak adalah suku yang sangat cinta damai asal mereka tidak di ganggu dan ditindas semena-mena Kekuatan supranatural Dayak Kalimantan banyak jenisnya contohnya Manajah Antang. Manajah Antang merupakan cara suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari keberadaan musuh yang sulit di temukan dari arwah para leluhur dengan media burung Antang dimanapun musuh yang di cari pasti akan ditemukan
MANGKOK MERAH
Mangkok merah merupakan media persatuan Suku Dayak Mangkok merah beredar jika orang Dayak merasa kedaulatan mereka dalam bahaya besar Panglima atau sering suku Dayak sebut Pangkalima biasanya mengeluarkan isyarat siaga atau perang berupa mangkok merah yang di edarkan dari kampung ke kampung secara cepat sekali Dari penampilan sehari hari banyak orang tidak tahu siapa panglima Dayak itu Orangnya biasa biasa saja hanya saja ia mempunyai kekuatan supranatural yang luar biasa Percaya atau tidak panglima itu mempunyai ilmu bisa terbang kebal dari apa saja seperti peluru senjata tajam dan sebagainya
Mangkok merah tidak sembarangan diedarkan Sebelum diedarkan sang panglima harus membuat acara adat untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memulai perang Dalam acara adat itu roh para leluhur akan merasuki dalam tubuh pangkalima lalu jika pangkalima tersebut ber Tariu memanggil roh leluhur untuk untuk meminta bantuan dan menyatakan perang maka orang-orang Dayak yang mendengarnya juga akan mempunyai kekuatan seperti panglimanya Biasanya orang yang jiwanya labil bisa sakit atau gila bila mendengar tariu
Orang-orang yang sudah dirasuki roh para leluhur akan menjadi manusia dan bukan Sehingga biasanya darah hati korban yang dibunuh akan dimakan Jika tidak dalam suasana perang tidak pernah orang Dayak makan manusia Kepala dipenggal dikuliti dan di simpan untuk keperluan upacara adat Meminum darah dan memakan hati itu maka kekuatan magis akan bertambah Makin banyak musuh dibunuh maka orang tersebut makin sakti
Mangkok Merah terbuat dari teras bambu ada yang mengatakan terbuat dari tanah liat yang didesain dalam bentuk bundar segera dibuat Untuk menyertai mangkok ini disediakan juga perlengkapan lainnya seperti ubi jerangau merah acorus calamus yang melambangkan keberanian ada yang mengatakan bisa diganti dengan beras kuning bulu ayam merah untuk terbang lampu obor dari bambu untuk suluh ada yang mengatakan bisa diganti dengan sebatang korek api daun rumbia atau metroxylon sagus untuk tempat berteduh dan tali simpul dari kulit kepuak sebagai lambang persatuan Perlengkapan tadi dikemas dalam mangkok dari bambu itu dan dibungkus dengan kain merah
Menurut cerita turun temurun mangkok merah pertama beredar ketika perang melawan Jepang dulu Lalu terjadi lagi ketika pengusiran orang Tionghoa dari daerah daerah Dayak pada tahun 1967 pengusiran Dayak terhadap orang Tionghoa bukannya perang antar etnis tetapi lebih banyak muatan politisnya Sebab saat itu Indonesia sedang konfrontasi dengan Malaysia
Menurut kepercayaan Dayak terutama yang dipedalaman Kalimantan yang disampaikan dari mulut ke mulut dari nenek kepada bapak dari bapak kepada anak hingga saat ini yang tidak tertulis mengakibatkan menjadi lebih atau kurang dari yang sebenar-benarnya bahwa asal-usul nenek moyang suku Dayak itu diturunkan dari langit yang ke tujuh ke dunia ini dengan Palangka Bulau Palangka artinya suci bersih merupakan ancak sebagai tandu yang suci gandar yang suci dari emas diturunkan dari langit sering juga disebutkan Ancak atau Kalangkang..
Itulah sejarah Dayak beserta keragaman Budaya nya yang ada di bumi Borneo Dan untuk kebudayaan tidak hanya ada di Kalimantan saja bahkan hampir disemua Nusantara dari sabang sampai merauke pasti ada ragam